Jumat, 09 September 2011

Berbagi Suami

Pagi ini kamu meminta izin untuk bertemu dengan mantan kekasihmu. Entah karena kasihan atau lelah dengan segala macam bentuk pemaksaanya kamu akhirnya menyanggupi permintaannya. “Baiklah” jawabku singkat sambil memastikan bahwa nanti malam kamu sudah kembali ke pelukanku lagi. Pikiranku bergerak liar. Aku membayangkan tubuhmu berada di sampingnya sambil melontarkan kata demi canda menanggapi tingkah polah gadis labil itu. Malah aku membayangkan kalian saling beradu bibir lalu lidah bahkan bergulat telanjang. “Anjing” umpatku. “Kenapa dia tidak membiarkan kita hidup tenang? Kenapa kamu tak pernah tegas menolaknya?” Aku semakin marah. Suami mana yang sebenarnya aku bagi? Suami yang kukawini tapi belum sah kunikahi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar